Recap: Titik Kumpul #01

Halo Semuanya!

Terimakasih kami sampaikan kepada teman-teman untuk partisipasinya pada TITIK KUMPUL pertama yang diadakan Rabu, 21 Maret 2024 kemarin. Momentum pertemuan ini cukup menyiratkan banyak harapan bagi kami untuk lebih intensif berkomunikasi dan berdialog dengan rekan-rekan akademisi, peneliti, jurnalis, komunikator sains dan juga masyarakat ilmiah lainnya.

Dialog kemarin cukup mengesankan. Diikuti 17 orang dari beragam disiplin ilmu dan profesi. Kami berdiskusi dan berbagi pandangan soal “public engagement of science”, tantangan komunikasi sains di Indonesia, bagaimana interaksi publik dwngan sains di Indonesia. Yang lebih penting lagi juga soal pengembangan bidang keilmuan interdisiplin ini di Indonesia. Peserta yang berdialog cukup diverse terdiri dari komunikator sains, jurnalis sains, akademisi, peneliti, media, industri dan NGO. Bidang keilmuan seperti biologi, geologi, komunikasi, psikologi, kesehatan, ekonomi, pendidikan dan hukum.

Sesi Breakout Zoom di Ruang 1.

Antusiasme diskusi kemarin sesuai dengan tujuan IDSCL untuk menghubungkan individu-individu dan pengetahuan dari berbagai latar belakang, serta sebagai katalisator diskusi komunikasi sains di Indonesia. 

Untuk itu kami membuat satu kanal mailing list  (https://groups.google.com/u/1/g/idscl) untuk memudahkan kita berdialog dan saling berbagi informasi tentang komunikasi sains. Jika teman-teman membaca email ini, undangan untuk bergabung dalam kanal mailing-list berarti sudah sampai di alamat email teman-teman. Dalam pertemuan kemarin secara umum dapat kami singkat sebagai berikut.

  • Pembahasan mengenai komunikasi sains di Indonesia menyoroti tantangan dan perspektif seputar penyebaran informasi ilmiah kepada masyarakat. Menekankan pentingnya pemahaman publik terhadap sains dan teknologi, para peserta Titik Kumpul membahas kompleksitas yang dihadapi di negara berkembang seperti Indonesia.
  • Isu-isu seperti implementasi kebijakan dan penggunaan sains dalam pembuatan kebijakan diidentifikasi sebagai rintangan yang perlu diatasi. Untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan ilmiah dan pemahaman publik, kebutuhan untuk menyederhanakan konsep-konsep yang rumit ditekankan, terutama di berbagai wilayah dengan bahasa yang berbeda-beda.
  • Misinformasi dan disinformasi diakui sebagai hambatan signifikan yang harus diatasi. Kolaborasi antara ilmuwan dan pakar komunikasi dianggap penting untuk menyampaikan informasi ilmiah secara akurat dengan cara yang menarik. Usulan untuk model komunikasi yang terstruktur dan platform untuk dialog dan kolaborasi yang berkelanjutan diusulkan, termasuk pembentukan forum tematik dan memanfaatkan berbagai saluran komunikasi untuk interaksi kelompok.

Diterbitkan oleh iaridlo

Ilham Akhsanu Ridlo is an early-career researcher and assistant professor at the Faculty of Public Health, Universitas Airlangga in Indonesia. He is currently a Ph.D. student at Institut für Kommunikationswissenschaft und Medienforschung (IfKW), Ludwig-Maximilians-Universität München. Ilham believes that science communication is crucial in bridging the gap between research practice and health policy implementation. His research area is about how scientists and journalists influence decision-makers to understand scientific uncertainty in public health.

Tinggalkan komentar

Eksplorasi konten lain dari Indonesian Science Communication Labs (IDSCL)

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca